Jumat, Januari 23, 2009

Buat Dee,Penulis Pertama yang membuatku bermimpi menjadi penulis

Kita tidak sedang berjalan kali ini

Satu putaran hari yang gelisah

Tak lagi berkeinginan untuk menunggu esok

Bukan ingatan atas bergantinya bumi menjadi lebih tua

Hanya empat kata perwakilan percakapan kita

”Semoga kebaikan bertambah kepadamu”

: karena kita berbeda, kau tahu itu


(Tak pernah berharap kau membaca ini.

Tak juga merasa perlu menerima ucapan terima kasih yang mungkin sekedar mimpi pendusta.

Aku yakin selembar sayap malaikat menuliskannya untukmu, selamat ulang tahun ! )






Malang, 21 Januari 2009

(posting yang terlambat)

PIM, Mojopahit Modern yang dipermasalahkan.

(Sekedar rangkuman hasil diskusi yang diadakan oleh jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang berkaitan dengan berita panas tentang kontroversi pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) di daerah Trowulan, Kabupaten Mojokerto)

Aula Fakultas Sejarah, 13 Januari 2009

Sebenarnya pertanyaan mendasar untuk berita panas ini adalah mengapa pembangunan PIM dipermasalahkan. PIM merupakan salah satu kebijakan pemerintah jangka menengah (2007-2010). Terdapat beberapa alasan mengapa PIM menjadi permasalahan yang menjadi sorotan publik akhir-akhir ini :

  1. PIM terletak satu garis lurus di dalam zona inti kerajaan majapahit. Artinya PIM berada di atas situs-situs yang kemungkinan di dalamnya terdapat peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit yang berharga karena berada di dekat pusat kerajaan majapahit
  2. Pembangunan PIM merupakan pembangunan kejar target yang harus selesai sebelum pemilu legislatif 2009, sehingga pembangunannya dilakukan bersama-sama dengan penggalian situs. Hal ini berdampak terhadap hasil penggalian situs yang asal-asalan, dan hasil temuan itu diletakkan secara serampangan, bahkan diantaranya dibiarkan begitu saja sehingga tidak tampak perbedaan antara bahan bangunan dan peninggalan berharga dari kerajaan Mojopahit.
  3. Tidak ada studi kelayakan mengenai analisis AMDAL dan juga design PIM mengikuti plot masterplan yang telah ditetapkan. Akibatnya, situs purbakala akan ”ditebas” jika itu menabrak pondasi atau bagian dari pembangunan PIM tersebut.

Beberapa alasan diatas menjadi perbincangan di banyak diskusi tentang masalah pembangunan PIM. Spekulasipun bermunculan terkait dengan motif dibalik pembangunan PIM yang terkesan kejar tayang. Mengapa PIM yang merupakan salah satu proyek mensucuar dibatasi untuk selesai pada bulan April 2009 yang merupakan pelaksanaan pemilu legislatif. Pertanyaan kedua muncul, mengapa memaksakan letak PIM dan Mojopahit Park berada di tanah milik pemerintah yang artinya tidak perlu ada pengeluaran untuk membeli tanah yang bukan milik pemerintah di dalam anggaran pembangunannya .

Cuma sedikit yang bisa kurangkum dari hasil diskusi ini, maklum kecepatan tanganku terkadang sama lambatnya dengan kecepatan otakku. Tapi yang pasti, setidaknya ini membuka wacana baru bagiku, mengikuti diskusi-diskusi (walaupun sebenarnya tidak tahu apa-apa), berdiam dan mencoba memahami saat diskusi telah usai. Daripada aku yang dulu, menghabiskan hari dengan menonton televisi, jalan-jalan dan belanja di pusat perbelanjaan malang ijo ruko-ruko, hunting makanan-makanan enak, dan kegiatan lainnya yang tujuannya sebenarnya hanya untuk bersenang-senang tanpa melihat apa benar itu sebuah kebahagian.

_aes dalam tulisan_

Minggu, Januari 11, 2009

ampaskopi kembali bertemu,

Ampas kopi kembali mengadakan pertemuan-semacam ngobrol2 tidak terkonsep- di suatu tempat yang dinamakan teras gedung registrasi di universitas ex ikip malang ini. Hanya dihadiri 6 orang dari sekian banyak undangan yang telah disebar via short message, tak membuat kami kehilangan topik obrolan, mulai dari menggosip, melirik kelompok sebelah yang sedang berdiskusi serius, sampai membahas artikel di kompas. Pada akhirnya kami bergantian membaca rangkaian puisi Sonet karya Sapardi Djoko Darmono yang juga termuat di KOmpas Edisi minggu ini. Lanjut waktu, masing-masing dari kami membuat tulisan-entah macam apa-yang kemudian kami bacakan masing-masing. Semua Kumpulan tulisan itu dapat dilihat di www.ampaskopi.co.cc

satu dari karya tersebut, satu karya yang lahir hari ini dari tangan saya,


COKLAT PUTIH

Aku minta cuti,
sementara tidak tenggelam dalam kata-katamu

sedikit terpikirkan untuk bukan lagi pergi ke pasar
dan membeli sekarung perasaan benci
tapi mungkin mulai mendatangi pedagang kaki lima
di sepanjang jalan merah yang kita telusuri dulu,
menawar sebatang coklat putih
yang didalamnya terselip nama panggilanmu

tidak manis memang,
tapi lebih dari cukup untuk membuat perut laparku tertipu hari ini



nb: salah seorang kawanku dengan bangga mengatakan telah mengubah hari ini (tanggal 11 januari) sebagai hari romantis sedunia untuk menggeser kedudukan hari valentine yang terjadi setiap tanggal 14 februari , karena tanggal tersebut dirasa tidak lagi relevan dan reliable terhadap ruang dan waktu semesta


Sabtu, Januari 03, 2009

Pamer lagi?


Pamer Lagi?
Mungkin Kali ini benar
tapi yang lainnya,
ada rasa kagum akan semangat.
berani nulis 1000 karakter setiap hari? kata dia...


Puthut EA says:

Pagi ini,
tiga perempuan datang,
membawa buku-buku yang tidak ada hubungannya denganku
(toko buku TOBUKI, thanks to Mas Ragil dan Mbak ratna Indraswari Ibrahim)

setelah Dewi lestari, kemudian Puthut EA,
Rasanya, aku tidak ingin bertemu siapa-siapa lagi!


Nb: Aku mencari dua buku Puthut EA yang berjudul
1. dua tangisan dalam satu malam
2. Kupu-kupu bersayap Gelap

kalo ada informasi, silahkan comment ke blog ini..thanks a lot 4 all...

PAMER ?


pamer?
mungkin.
tapi tidak seluruhnya.
yang lainnya,
ada mimpi.
cita-cita.
untuk menjadi penulis perempuan.
(Dewi Lestari-Ngopi bareng Dee-Filosofi Kopi-)

selamat tahun baru -kata mereka-

Tahun baru hanya seremoni rutin pertanda bumi telah bersetia memuja matahari.
Tidak ada yang istimewa.
Tidak ada yang berubah.
kecuali kita membuka mata mulai sekarang.

-tahun baru sepi dan terlambat-

Selasa, Desember 30, 2008

kata pembuka

belajar jadi penulis,tapi tidak menulis?